Senin, 12 Agustus 2013

Jumat, 17 April 2009


China dan Filipina, Spratly juga diklaim menjadi milik Brunai Darussalam, Malaysia, Taiwan, dan Vietnam.-China terus menambah jumlah kapal patroli sipil ke Laut China Selatan, seiring ketegangan yang kian meningkat di sepanjang perbatasan wilayah yang diperebutkan dengan Filipina.Sedikitnya ada enam kapal patroli milik Biro Keamanan Maritim China yang dikirim ke Laut China Selatan dalam beberapa pekan terakhir. Beberapa kapal lainnya siap dikerahkan ke sana juga. Wilayah yang menjadi jalur transportasi kapal internasional itu terdapat pulau Spratly dan Paracel yang diperebutkan banyak negara, termasuk Filipina.Kedua kapal itu diyakini sangat kaya dengan mineral dan memiliki kandungan minyak bumi. Bulan lalu, China mengumumkan mengirim satu kapal patroli sipil ke perairan di sekitar Spratly, yang membuat Filipina marah. "Klaim baru China bahwa pulau itu miliknya, menjadi alasan bagi Beijing untuk meningkatkan kehadiran pasukan mereka di sana," seperti yang ditulis surat kabar China Daily. Ketegangan itu meningkat setelah insiden tabrakan kapal China dan sebuah kapal pengawas milik angkatan laut AS bulan lalu, di perairan internasional dalam zona ekonomi eksklusif China dekat Pulau Hainan."Tahun ini dapat menjadi awal mula perselisihan yang lebih banyak. Berbagai strategi tegas untuk melindungi wilayah teritorial merupakan tindakan yang sangat penting," ungkap Zhou Zhonghai, pakar hukum maritim di China University of Politics and Law. Menurut Zhou, upaya Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun ini untuk memetakan wilayah maritim mereka telah menyulut ketegangan.Karena itu, berbagai negara segera memasukkan berbagai klaim dan dokumentasi legal pada PBB. Selain diperebutkan